
Fear of Missing Out (FOMO) merupakan fenomena psikologis yang semakin marak di kehidupan serba modern seperti sekarang ini.
Kondisi ini menggambarkan ketakutan melewatkan momen, pengalaman, atau aktivitas yang sedang terjadi atau populer di lingkungannya.
Pada umumnya, FOMO rentan menimpa kalangan anak muda, tetapi tidak menutup kemungkinan orang yang lebih tua mengalaminya.
FOMO merupakan singkatan dari “Fear of Missing Out” atau takut ketinggalan.
Kondisi ini terjadi ketika seseorang merasa cemas atau khawatir melewatkan pengalaman, acara, atau aktivitas yang sedang terjadi di sekitarnya.
Ada sejumlah hal yang bisa membuat seseorang merasa FOMO. Misalnya, seperti paparan terhadap kehidupan sosial melalui media sosial atau cerita dari teman-teman, yang membuat seseorang merasa tertinggal atau kurang berpartisipasi.
FOMO tidak hanya terbatas pada kehidupan sosial secara langsung, tetapi juga dapat terjadi dalam berbagai konteks, termasuk pekerjaan, pendidikan, dan hobi. Tidak sulit untuk mengidentifikasi orang yang mengalami FOMO. Ciri-cirinya, antara lain:
1. Ekonomi: Investasi karena Takut Ketinggalan Tren
Banyak anak muda ikut berinvestasi di saham maupun kripto hanya karena takut ketinggalan tren. Data terbaru menunjukkan 45% investor pemula mengaku membeli aset setelah melihat orang lain membicarakannya di media sosial. Sayangnya, keputusan terburu-buru ini sering berujung pada kerugian karena tidak didasari analisis mendalam.
2. Teknologi: Loncatan Inovasi yang Memicu Kecemasan
Peluncuran teknologi baru seperti AI, gadget lipat, hingga aplikasi sosial berbasis tren cepat membuat masyarakat merasa harus selalu mengikuti perkembangan. Tidak sedikit pengguna yang membeli perangkat terbaru meskipun perangkat lama masih berfungsi dengan baik, hanya demi menghindari rasa tertinggal.
3. Sosial: Tekanan dari Media Sosial
Di dunia sosial, FOMO sering muncul saat melihat unggahan teman tentang liburan, pencapaian, atau gaya hidup tertentu. Riset psikologi menunjukkan bahwa perasaan tertekan karena membandingkan diri dengan orang lain meningkat 30% dalam lima tahun terakhir, terutama di kalangan remaja dan pekerja muda.
4. Gaya Hidup: Dari Hiburan hingga Kuliner
Tidak hanya urusan kerja atau investasi, FOMO juga terlihat dalam tren hiburan dan kuliner. Fenomena antre panjang demi mencoba makanan viral, atau berlomba membeli tiket konser internasional, menjadi bukti nyata bahwa rasa takut tertinggal telah memengaruhi pilihan gaya hidup masyarakat.
FOMO kini hadir di berbagai aspek kehidupan, dari ekonomi hingga gaya hidup. Meski dapat memicu semangat untuk berkembang, fenomena ini juga berisiko membuat masyarakat bertindak impulsif. Para pakar mengingatkan pentingnya kesadaran diri agar tren tidak selalu menjadi penentu keputusan.
Sumber: halodoc
Pewarta: Dzulfahira Yusuf