Marah-Marah: Antara Pelepasan Emosi dan Dampak Negatif yang Perlu Diwaspadai

Jakarta, 24 Oktober 2025 — Setiap orang pasti pernah marah. Emosi ini adalah bagian alami dari kehidupan manusia. Namun, di balik rasa lega yang mungkin muncul setelah meluapkan amarah, terdapat pula sejumlah dampak negatif yang dapat memengaruhi kesehatan fisik, mental, hingga hubungan sosial.

Sisi Positif dari Marah

Menurut dr. Ratna Wulandari, psikolog klinis dari Universitas Indonesia, marah tidak selalu buruk. “Marah bisa menjadi sinyal bahwa ada sesuatu yang tidak sesuai dengan nilai atau kebutuhan kita. Dalam batas wajar, marah membantu seseorang menegaskan batas diri dan memperjuangkan keadilan,” ujarnya.

Dalam konteks tertentu, meluapkan amarah secara sehat dapat:

  • Mengurangi tekanan batin, jika disalurkan dengan cara yang tepat seperti berbicara jujur tanpa menyakiti orang lain.
  • Meningkatkan komunikasi, karena orang menjadi lebih jujur tentang perasaannya.
  • Mendorong perubahan positif, misalnya saat seseorang marah terhadap ketidakadilan sosial dan kemudian bertindak untuk memperbaikinya.

Namun, Waspadai Bahayanya

Meski begitu, marah yang berlebihan atau tidak terkendali bisa membawa dampak serius. Sebuah studi dari American Psychological Association (APA) menyebutkan bahwa kemarahan kronis dapat meningkatkan risiko penyakit jantung, hipertensi, serta gangguan tidur.

Tak hanya itu, marah tanpa kendali juga bisa merusak hubungan personal. “Kemarahan yang diungkapkan dengan berteriak, memaki, atau kekerasan fisik dapat membuat orang lain menjauh dan menimbulkan rasa bersalah setelahnya,” tambah dr. Ratna.

Dari sisi sosial, kemarahan yang tidak dikelola dengan baik dapat memicu konflik, baik di tempat kerja maupun di lingkungan keluarga.

Cara Sehat Mengelola Marah

Para ahli menyarankan beberapa langkah untuk mengendalikan amarah agar tidak menimbulkan dampak buruk:

  1. Ambil jeda sejenak — menarik napas dalam dan menenangkan diri sebelum bereaksi.
  2. Ungkapkan perasaan dengan kata-kata yang tenang dan jelas.
  3. Olahraga atau meditasi, karena aktivitas fisik dapat membantu menurunkan hormon stres.
  4. Konsultasi dengan profesional bila marah sering muncul tanpa alasan yang jelas.

Marah bukanlah hal yang harus dihindari sepenuhnya. Namun, cara seseorang menyalurkan amarah itulah yang menentukan apakah emosi ini akan membawa kebaikan atau malah kehancuran. Dengan memahami dan mengelola kemarahan secara bijak, setiap individu dapat menjaga keseimbangan emosional sekaligus hubungan sosial yang lebih sehat.

Pewarta: Dzulfahira Yusuf

  • Randy Akbar

    Related Posts

    Waktu Berjalan Beda, Manfaat pun Beragam! Ini Perbedaan Jalan Kaki Pagi dan Malam Hari

    Jakarta, 22 Oktober 2025 —Jalan kaki merupakan salah satu bentuk olahraga ringan yang mudah dilakukan siapa saja, kapan saja, dan di mana saja. Meski terlihat sederhana, aktivitas ini menyimpan berbagai…

    Hati-hati! Ini 7 Makanan yang Sebaiknya Dihindari Saat Sedang Sakit

    Jakarta, 21 Oktober 2025 — Saat sedang sakit, tubuh memerlukan asupan nutrisi yang tepat untuk membantu proses penyembuhan. Namun, tidak semua jenis makanan baik dikonsumsi dalam kondisi tubuh yang lemah.…

    Leave a Reply

    Your email address will not be published. Required fields are marked *