Pengertian Idul Fitri hingga Tata Cara Shalat Idul Fitri Sesuai Sunnah Nabi Muhammad SAW

Pengertian Idul Fitri

Idul Fitri adalah hari raya umat Islam yang dirayakan setiap tanggal 1 Syawal dalam kalender Hijriyah. Kata “Idul Fitri” berasal dari bahasa Arab, yaitu “‘Id” yang berarti kembali dan “al-Fitr” yang berarti berbuka atau suci. Secara istilah, Idul Fitri bermakna hari kemenangan bagi umat Islam setelah sebulan penuh menjalankan ibadah puasa di bulan Ramadhan. Pada hari ini, umat Islam dianjurkan untuk saling bermaafan dan mempererat tali silaturahmi.

Keutamaan Idul Fitri

Idul Fitri memiliki banyak keutamaan, di antaranya:

  1. Hari Kemenangan – Setelah berpuasa selama sebulan, umat Islam kembali kepada fitrah atau kesucian.
  2. Hari Pengampunan Dosa – Allah SWT menjanjikan pengampunan bagi mereka yang telah menjalankan ibadah Ramadhan dengan ikhlas.
  3. Hari Kebahagiaan – Idul Fitri menjadi momen kebersamaan dan kegembiraan bagi umat Islam di seluruh dunia.

Sunnah-Sunnah di Hari Idul Fitri

Agar semakin mendapatkan keberkahan, ada beberapa sunnah yang dianjurkan pada hari Idul Fitri, di antaranya:

  1. Mandi sebelum berangkat shalat Idul Fitri – Hal ini sebagaimana dilakukan oleh para sahabat Nabi Muhammad SAW.
  2. Mengenakan pakaian terbaik – Disunnahkan memakai pakaian yang bersih dan indah sesuai kemampuan.
  3. Makan sebelum shalat Idul Fitri – Nabi Muhammad SAW biasa makan beberapa butir kurma sebelum melaksanakan shalat Id.
  4. Mengucapkan takbir – Takbir Idul Fitri dimulai sejak malam 1 Syawal hingga sebelum shalat Id dimulai.
  5. Berjalan kaki ke tempat shalat – Jika memungkinkan, disunnahkan berjalan kaki sebagai bentuk ketundukan kepada Allah.
  6. Menggunakan jalan yang berbeda saat pergi dan pulang – Ini berdasarkan sunnah Rasulullah SAW.

Tata Cara Shalat Idul Fitri Sesuai Sunnah

Shalat Idul Fitri adalah shalat sunnah muakkadah (sangat dianjurkan) yang dilakukan secara berjamaah. Berikut tata cara shalat Idul Fitri yang sesuai dengan sunnah Nabi Muhammad SAW:

  1. Niat shalat Idul Fitri Niat shalat Idul Fitri cukup diucapkan dalam hati, misalnya: “Usholli sunnatal ‘iidil fitri rok’ataini lillaahi ta’ala.” (Aku niat shalat sunnah Idul Fitri dua rakaat karena Allah Ta’ala.)
  2. Takbiratul Ihram Shalat dimulai dengan takbiratul ihram seperti shalat biasa.
  3. Takbir Tambahan Pada rakaat pertama, setelah takbiratul ihram, imam melakukan takbir tambahan sebanyak tujuh kali sebelum membaca Surah Al-Fatihah. Setiap takbir diikuti dengan bacaan: “Subhanallah walhamdulillah wa laa ilaaha illallah wallahu akbar.”
  4. Membaca Surah Al-Fatihah dan Surah Pendek Setelah takbir tambahan, imam membaca Surah Al-Fatihah, kemudian membaca surah pendek. Sunnahnya adalah membaca Surah Al-A’la pada rakaat pertama.
  5. Rukuk, I’tidal, Sujud, dan Berdiri untuk Rakaat Kedua Setelah sujud kedua, berdiri untuk rakaat kedua dan melakukan takbir tambahan sebanyak lima kali sebelum membaca Surah Al-Fatihah dan surah pendek. Sunnahnya, membaca Surah Al-Ghasyiyah pada rakaat kedua.
  6. Menyelesaikan Shalat Shalat dilanjutkan dengan rukuk, i’tidal, sujud, dan diakhiri dengan salam.
  7. Khutbah Idul Fitri Setelah shalat, imam menyampaikan khutbah Idul Fitri yang berisi nasihat dan ajakan kepada umat Islam untuk bertakwa serta mempererat ukhuwah Islamiyah.

Kesimpulan

Idul Fitri adalah hari kemenangan bagi umat Islam setelah sebulan penuh berpuasa. Pada hari ini, umat Islam dianjurkan untuk menjalankan berbagai sunnah, termasuk melaksanakan shalat Idul Fitri dengan tata cara yang sesuai dengan sunnah Nabi Muhammad SAW. Semoga kita semua bisa meraih keberkahan dan kebahagiaan di hari yang mulia ini. Aamiin.

Pewarta: Randy Akbar Maulana Rasyid

  • Randy Akbar

    Related Posts

    FOMO: Definisi, Ciri-Ciri, dan Efek yang Perlu Kamu Waspadai

    Fear of Missing Out (FOMO) merupakan fenomena psikologis yang semakin marak di kehidupan serba modern seperti sekarang ini. Kondisi ini menggambarkan ketakutan melewatkan momen, pengalaman, atau aktivitas yang sedang terjadi atau…

    Paparan Zat Radioaktif Sesium-137 di Kawasan Industri Cikande, Banten: Ancaman Nyata dari Limbah Industri

    Kasus paparan zat radioaktif Sesium-137 (Cs-137) di Kawasan Industri Modern Cikande, Kabupaten Serang, Banten, memicu kekhawatiran publik dan sorotan internasional. Temuan zat berbahaya ini berawal dari laporan Badan Pengawas Obat…

    Leave a Reply

    Your email address will not be published. Required fields are marked *